Presiden Jokowi Mendukung Swasembada Pangan (Pajale)

11919124_1063863510320395_8426941031090264335_n

RMOL. Presiden Jokowi mengajak semua petani di tanah air agar semangat berproduksi, dan semangat memelihara areal pertanamannya. Karena pemerintah kata presiden tidak akan melakukan impor beras.

“Semua penduduk butuh makan. Oleh sebab itu diingatkan, agar semangat memelihara mesin panen sehingga produksi bisa meningkat,”

Jelas Presiden,untuk mendukung upaya tidak melakukan impor beras itu, pemerintah akan membagikan 41.000 unit mesin traktor, termasuk 6.000 unit yang dibagikan kepada para petani di Ponoroho dan Madiun.

Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana berpesan kepada para petani agar merawat mesin tanam sehingga produksi bisa meningkat lagi. Menurutnya, pemerintah dalam waktu dekat juga akan menaikkan harga gabah untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Besarnya, masih dihitung. Tadi, saya tanya Pak Gubernur (Soekarwo, Gubernur Jatim), disarankan agar menentukan harga yang pas dicari waktu yang baik juga,” ungkapnya.

Seperti dilansir dari laman Setkab, dalam kesempatan berkunjung ke Desa Jetis itu, Presiden Jokowi sempat turun ke sawah berlumpur tanpa alas kaki, setelah mencopot sepatu dan menggulung celananya. Selain itu, Presiden juga mencoba mesin traktor untuk beberapa saat didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Gubernur Jatim Soekarwo.
Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla menargetkan swasembada pangan pada tahun depan atau selambat-lambatnya 2 tahun mendatang. Proses menuju swasembada tersebut, tentu tidak mudah dan membutuhkan bantuan teknologi.

Dalam blusukannya ke Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian, Wakil Presiden Jusuf Kalla diperlihatkan mesin tanam padi Indo Jarwo Transplanter.

“Satu unit mesin tanam ini bisa menggantikan 25 orang petani. Untuk menanam padi dalam satu hektar lahan, mesin ini hanya membutuhkan waktu lima sampai enam jam,” ujar peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementerian Pertanian Abi Prabowo kepada JK di Subang, Jawa Barat, Kamis (4/12/2014).

Abi menjelaskan harga 1 unit mesin penanam padi itu sebesar Rp 60 juta. Mesin itu menyerupai traktor kecil yang dirancang Kementerian Pertanian dan sudah dipatenkan. Mesinnya menggunakan merk Yamaha ditopang dengan besi dan aluminium, serta dominan dengan warna hijau.

Niat awal menciptakan mesin ini, demi memudahkan para petani wanita yang sudah berumur dalam bercocok tanam.

Kepada para petani, mesin tersebut disewakan seharga Rp 350 ribu untuk menggarap lahan yang sudah ditentukan luasnya.

Sementara, untuk produksi massal, nantinya Kementerian Pertanian akanbekerja sama dengan pihak swasta. “Pihak yang memproduksi secara massal nanti yang menjual secara kredit kepada pengguna, karena kami ini non-profit,” ujar Abi.

Mesin ini juga masih akan dikembangkan, karena masih ada beberapa bagian yang perlu diefisienkan. Pengurangan komponen mesin juga akan membuat harga jual maupun sewa lebih murah.

By Montacity_Dompu

Tahapan dan Alur Proses e-PUPNS 2015

Tahapan dan Alur Proses e-PUPNS 2015

 Pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) nasional merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang dilakukan secara online dan dilaksanakan sejak bulan Juli dan berakhir pada Desember 2015. Untuk proses pemutakhiran data ini setiap PNS memulai dengan melakukan pemeriksaan data yang tersedia dalam database kepegawaian BKN dan selanjutnya PNS, melakukan perbaikan data yang tidak sesuai serta menambahkan/melengkapi data yang belum lengkap/tersedia di database BKN. Untuk dapat mengukiti e-PUPNS tahun 2015, setiap PNS dapat melakukan regestrasi dengan menggunakan web browser pada smartphone, tablet, komputer ataupun laptop, dengan tahapan sebagai berikut :

alur

 

jjj

jjkkkk

Untuk Lebih Lebgkap Silakan Klik :http://pupns.bkn.go.id/

 

By Montacity_Dompu

Tugas Mandiri UPSUS Kabupaten Dompu

PENINGKATAN SWASEMBADA PANGAN (PAJALE)

Dalam rangka pencapaian swalogo-upsussembada pangan, pada Tahun Anggaran 2015 Kementerian Pertanian mencanangkan Program  Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya. Program/kegiatan Upsus ini didukung dengan Dana APBN dan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015. Karakteristik program/kegiatan Upsus dicirikan dengan kegiatan yang bersifat sinergis dari aspek hulu, budidaya (onfarm) dan aspek hilir, sehingga kerangka kegiatannya mencakup program/kegiatan lintas Eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian. Penjabaran kegiatan Upsus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai meliputi kegiatan yang dilaksanakan di Satuan Kerja (Satker) Pusat dan Satker Daerah, sebagai berikut :

  1. Pengembangan Jaringan Irigasi,
  2. Optimasi Lahan,
  3. Pengembangan System of Rice Intensification (SRI),
  4. Pengembangan Jagung,
  5. Percepatan Optimasi Perluasan Areal Tanaman dan Peningkatan Intensitas Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai,
  6. Bantuan Pupuk dan Benih,
  7. Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih,
  8. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan),
  9. Revitalisasi Penggilingan Padi (RMU),
  10. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak   Perubahan Iklim (DPI),
  11. Asuransi Pertanian,
  12. Pengawalan/Pendampingan Petani/Kelompok Tani dan
  13. Operasional kegiatan pendukung, seperti PUAP, UPPO dan lain-lain.

Untuk lebih jelas silakan Klik : DONWLOAD

By Montacity_Dompu

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jagung

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jagung

panenjagungUntuk mensukseskan program Peningkatan swasembada pangan (Pajale) padi, jagung dan kedalai, khususnya tanaman pada jagung, hali ini dapat meningkatkan hasil pruduksi demi kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha yang ada ditingkat desa khususnya demi tercapainya swasembada jagung nasional

lebih jelas dan lengkapnya silakan klik : downloads

By Montacity_Dompu

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Padi

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Padi

padiProduksi dan produktivitas tanaman padi di Indonesia sering kali mengalami penurunan bahkan sampai terjadi puso akibat adanya serangan hama. Hal ini disebabkan selain iklim indonesia sangat menunjang perkembangan populasi hama juga sangat dipengaruhi oleh perilaku petani yang menanam padi secara terus-menerus tanpa adanya pergantian tanaman. Kondisi seperti ini akan menyediakan inang hama padi secara kontinyu tanpa terputus. Selain itu perkembangan populasi hama juga disebabkan oleh matinya musuh-musuh alami akibat dari penggunakan pestisida kimiawi yang kurang tepat dan kurang bijaksana.

Untuk lebih jelas tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi silakan            klik : Donwload

By Montacity_Dompu

Menentukan Dosis Pupuk Dengan Aplikasi PHSL Online

Aplikasi PHSL (Pemupukan Hara Spesifik Lokasi)

Aplikasi

Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) – Padi Sawah Indonesia merupakan suatu aplikasi internet dan handphone/ telefon seluler yang dikeluarkan oleh IRRI (International Rice Research Institute), ditujukan bagi para penyuluh pertanian lapangan dan petani di Indonesia sebagai pedoman dalam menentukan takaran pupuk serta waktu pemberian pupuk di lahan sawah (berlaku untuk padi sawah irigasi dan tadah hujan).

Aplikasi ini memungkinkan petani dapat meningkatkan hasil panen melalui penggunaan pupuk yang disesuaikan dengan kondisi sawah mereka. PHSL memuat pertanyaan sederhana tentang kondisi sawah petani yang dapat mereka jawab dengan mudah, baik dengan bantuan penyuluh maupun tidak. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan tersebut, anjuran pemupukan setempat dapat mereka peroleh dalam bahan tercetak atau bentuk SMS. Tingkat kesuburan lahan petani bisa berbeda-beda antar petani satu dengan yang lainnya. Bahkan petakan sawah yang letaknya berdampingan sekalipun bisa saja memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Maka dalam menjawab pertanyaan PHSL, pastikan bahwa jawaban petani sudah benar sesuai kondisi lahan masing-masing.

Selain itu diperlukan juga waktu yang tepat dalam menjawab pertanyaan PHSL yaitu pada saat setelah panen dan akan atau sedang mempersiapkan lahan untuk ditanami kembali. Dalam daftar pertanyaan PHSL, ada 2 pertanyaan yang membutuhkan data panen terbaru yaitu: – Hasil GKP pada musim yang lalu – Cara merontok padi pada musim yang lalu Aplikasi ini dapat diakses melalui internet dengan alamat http://webapps.irri.org/nm/id. Sedangkan untuk telefon seluler dapat menghubungi nomor 0812 988 280 91/ 92/ 93/ 94, setelah terhubung segera aktifkan loudspeaker. Untuk memudahkan petani aplikasi ini tersedia dalam bahasa Indonesia, Jawa, Bali, Sunda. (PM)

Untuk Menjalankah Aplikasi Klik Aplikasi PHSL

By Montacity_Dompu

Upsus 2015 Nusa Tenggara Barat

ssMendukung UPSUS Peningkatan Produksi Padi, Jagung Dan Kedelai 2015

Diawali dengan kegiatan optimasi lahan (OPLA), pada pengembangan jaringan irigasi (PJI) dan GP-PTT Jagung, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Lombopk Utara 2015. Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Peternakan melaksanakan progeram Opla, PJI dan GP-PTT Jagung.

Khusus pada kegiatan optimalisasi lahan (OPLA) dipusatkan di Kecamatan Bayan dan Tanjung dengan jumlah kelompok sasaran 64 kelompok yaitu, Bayan 52 poktan  pada lahan seluas 1.160 Ha dan Tanjung 12 poktan pada luasan 240 Ha.

Realisasi keuangan untuk 64 poktan di dua kecamatan ini sudah mendapat rekomendasi/ pencairanyang mencapai 100 persen dan masuk di rekening masing-masing poktan pada tanggal 30 April 2015.
Sedangkan pada progeram pengembangan jaringan irigasi (PJI) dipusatkan di lima Kecamatan, yaitu Bayan, 36 poktan dengan luasan 1.960 Ha. Kayangan 30 poktan dengan luasan 685 Ha. Gangga 12 poktan  pada luasan 280 Ha. Tanjung 17 poktan dengan luasan 515 Ha. Sedangkan Kecamatan Pamenang 4 poktan dengan luasan 60 Ha. Dari total 99 poktan, 75 poktan sudah rekomendasi/ pencairan  pada 30 April 2015 mencapai 38,30 persen.  Sementara perogram GP-PPT Jagung yang dipusatkan di dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Bayan dan Kayangan masing-masing poktan sasaran di Kecamatan Bayan 8 poktan pada luasan 200 ha. Sedangkan sasaran untuk Kecamatan Kayangan 12 poktan pada luasan 300 Ha. Dari total 20 poktan GP-TTP Jagung di dua Kecamatan ini sudah rekomendasi dan realisasi keuangan capai 65.00 persen pada 30 April 2015. Sumber informasi dari Dinas DPPKKP KLU melalui Kasi Pengelolaan lahan dan air dan PHP ( Pengamat Hama Penyakit),

By Montacity_Dompu

Laporan Fieltrip Gizi Ketahanan Pangan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan Hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Fieltrip dengan baik. Laporan ini merupakan suatu acuan yang disusun dalam rangka melaksanakan kegiatan Fieldtrip (Out Campus Learning System). Kegiatan Fieldtrip ini dilaksanakan pada Kelompok Tani kelompok “Rukun Damai” Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang.
Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Malang, Juni 2015
Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal sebagai perjalanan sekolah. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal mereka. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental atau untuk menyediakan mahasiswa dengan pengalaman luar kegiatan sehari-hari.
Kegiatan belajar mengajar tidak semestinya selalu dilakukan di dalam kelas, karena hal itu akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan. Sesekali mereka diajak keluar kelas untuk meninjau hal-hal di sekeliling mereka yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini merupakan penerapan dari metode fieldtrip (karyawisata), yaitu merupakan pejalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum kampus/sekolah.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadapa kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyaklit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi. Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih popular kita kenal dengan penyakit sariawan. Baru pada awal abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahwa penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin C.
Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pendidikan Ilmu Gizi sendiri terutama bertujuan agar mahasiswa dapat memahami berbagai peran makro dan mikronutrien, metabolisme nutrien, kebutuhan serta dampak kekurangan dan kelebihan nutrien. Selain itu, melalui demonstrasi pengukuran antropometrik dan diskusi kelompok dengan pemicu, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan dasar-dasar penilaian status gizi, berpola pikir kritis analitis, dapat mengembangkan diri menjadi manusia penalar, bersikap dewasa, sopan-santun, jujur, bertanggung jawab, disiplin dan dapat bekerjasama dalam kelompok.
Pola makan gizi seimbang adalah pola makan bervariasi, sangat disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk diterapkan. Di Indonesia, pola makan gizi seimbang diilustrasikan dengan hidangan tumpeng yang terdiri dari empat tingkat. Masing-masing tingkat menjelaskan anjuran jenis dan jumlah masing-masing zat gizi (karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak) yang sebaiknya dikonsumsi dalam satu hari, serta anjuran berolahraga dan konsumsi air sebanyak 8 gelas dalam sehari. Memilih pangan padat gizi dan bervariasi merupakan kunci keberhasilan ibu untuk menyiapkan hidangan enak dan menyehatkan.
Supaya kebutuhan gizi dapat terpenuhi, Anda harus menkonsumsi macam-macam makanan sehat. Makan yang baik adalah makan dengan terpenuhinya kebutuhan gizi dalam tubuh, jadi bukan mengenai kuantitasnya. Keberagaman makanan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya. Kebutuhan protein tidak selalu Anda dapatkan dengan mengkonsumsi telur saja, namun Anda bisa memanfaatkan sumber protein lainnya supaya lebih bervariasi, seperti tahu, tempe, ikan, dll
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan Fieldtrip mata kuliah Gizi dan Ketahanan Pangan pada kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang adalah:
1. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman yang mengandung gizi pada keluarga tani
2. Mahasiswa Mengetahui jenis tanaman yang aman dikonsumsi dan tidak kontaminasi dengan bahan kimia
3. Mahasiswa Mengetahui bagaimana proses proses penanganan hasil pada tanaman buah dan sayuran yang aman dikonsumsi

BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan Field Trip dilaksanakan selama satu hari pada Hari Rabu, Tanggal 1 Juni 2015 di Kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang.

2.2 Peserta
Jumlah peserta pada kegiatan Filed Trip pada Kelompok “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang adalah sebanyak 37 orang Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang jurusan penyuluhan pertanian Semester VI.a

2.3. Materi
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tatap muka yang berlangsung di tempat usaha di Kelompok “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang antara lain :
1. Pengantar disampaikan oleh Dosen yang menangani mata kuliah di STPP Malanag
2. Penyampaian Materi disampaikan oleh Ketua Kelompok “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang
3. Survei langsung kegiatan lapangan oleh mahasiswa STPP malang tentang budidaya yang diusahakan oleh kelompok tani
4. Melakukan evaluasi dengan menggunakan metode wawancara langsung kepada anggota kelompok tani

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Pengertian Gizi
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi setiap anggota keluarga. Keluarga di desa berbeda dengan keluarga di kota dalam hal pengaturan waktu makan dan menu makan keluarga. Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan, status ekonomi, status sosial, kebiasaan dan aktivitas kerja yang berbeda.
Sebaiknya makanan keluarga diusahakan dapat memenuhi selera makan seluruh anggota keluarga, tetapi juga tetap diperhitungkan besarnya budget (anggaran) yang dibutuhkan. Menu makanan keluarga sebaiknya disusun minimal untuk 10 hari dan menu tersebut maksimal berlaku selama 2 bulan. Tetapi tidak mengubah kemungkinan bahwa menu keluarga dapat diberlakukan selama 1 bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk menghindari kejenuhan anggota keluarga terhadap menu tersebut. Penyusunan menu keluarga yang demikian lebih menguntungkan daripada setiap hari harus merencanakan menu keluarga. Adapun keuntungan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui seringnya suatu jenis bahan makanan atau makanan itu disajikan sehingga tidak menimbulkan kebosanan (kejenuhan).
2. Tidak memerlukan waktu khusus setiap hari untuk menyusun menu keluarga yang baik.
3. Lebih mudah untuk membuat variasi menu yang sesuai dengan keinginan seluruh anggota keluarga.
4. Banyaknya bahan makanan dan biaya yang diperlukan untuk konsumsi makanan dapat diperhitungkan dengan baik.
5. Pola menu makanan keluarga akan merata setiap harinya, dalam artian tidak terlalu sederhana maupun tidak terlalu mewah.
3.2 Pengertian Pangan
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan. Pengertian pangan menurut UU No. 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan, adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.

3.3 Profil Kelompok Tani
Adapun profil kelompok sebagai obyek pelaksanaan Fieltrip adalah Kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang yang merupakan kelompok mendapatkan sertifikat Prima 3 pada tahun 2012. Kelompok tani ini dibentuk pada tahun 2005 dengan kepengurusan sebagai berikut:
• Nama Kelompok : Rukun Damai
• Ketua Kelompok : Su’udi
• Jumlah Anggota : 90 orang yang aktif 30 orang
• Luas Lahan : ± 90 ha
• Komoditas : Sayur mayur dan komoditas pangan
3.4 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah mendata semua jenis komoditas pangan yang diusahan oleh kelompok tani Rukun Damai Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang dan yang mengandung gizi dan protein sebagai sumber karbohidrat, tabel contah bahan pangan dalam DKBM, daftar komposisi bahan makanan sebagai berikut:

Adapun jenis komoditas yang diusahakan oleh kelompok tani Rukun Damai Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang sebagai berikut:
No Jenis Komoditas Energi
(Kal) Protein
(Gr) Lemak (Gr)
1 Sawi 22 2,3 0.3
2 Tomat 20 1 0.3
3 Cabe 31 1 0,3
4 Jagung 33 2.2 0.1
5 Kol 25 2.4 0,2
6 Brokoli 34 2,82 0,37
7 Kacang Panjang 44 2.7 0.3
8 Seledri 20 1.0 0.1
9 Daun Bawang 29 1.8 0.7
10 Buncis 35 2.4 0.2
11 Bawang Bombai 45 1.4 0.2

Dari table diatas menunjukan bahwa Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumberdaya manusia. Penentu gizi yang baik terdapat pada jenis pangan yang baik pula yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jenis pangan yang baik harus mempunyai ketahanan pangan dan keamanan pangan yang baik. Ketahanan pangan (food security) ini harus mencakup aksesibilitas, ketersediaan, keamanan dan kesinambungan. Aksesibilitas di sini artinya setiap rumah tangga mampu memenuhi kecukupan pangan keluarga dengan gizi yang sehat.
Ketersediaan pangan adalah rata-rata pangan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan konsumsi di tingkat wilayah dan rumah tangga. Sedangkan keamanan pangan (food safety) dititikberatkan pada kualitas pangan yang memenuhi kebutuhan gizi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kegiatan pelaksanaan Fieldtrip di Kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang adalah Salah satu faktor yang berpengaruh dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah status kesehatan masyarakat terutama status gizi dalam keluarga. Dimana kualitas sumber daya manusia dewasa sangat tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan sejak dalam kandungan, bayi, anak dan remaja.
Untuk mendapatkan status gizi keluarga yang baik diperlukan pengetahuan, kemampuan dan perilaku gizi yang baik dan benar bagi setiap anggota keluarga. Perilaku gizi yang baik dan benar adalah perilaku untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan, baik macam maupun kualitasnya.

4.2 Saran
Masalah gizi yang terjadi dimasyarakat dapat di kurangi frekuensinya dengan membuat masyarakat sadar betapa pentingnya status gizi yang baik bagi diri mereka sendiri. Sehingga penyuluhan mengenai pentingnya zat gizi ini penting untuk sering dilakukan mengingat banyak masyarakat yang masih belum mengerti mengenai cara menciptakan status gizi yang baik dan cara mengatasai masalah status gizi buruk bila memang telah terjadi.

By Montacity_Dompu

Laporan Fieltrip Evaluasi Penyuluhan Pertanian Kelompok Tani Rukun Damai

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan Hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Fieltrip dengan baik. Laporan ini merupakan suatu acuan yang disusun dalam rangka melaksanakan kegiatan Fieldtrip (Out Campus Learning System). Kegiatan Fieldtrip ini dilaksanakan pada Kelompok Tani kelompok “Rukun Damai” Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang.

Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Malang,   Juni 2015

Penyusun,

 


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang.

Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal sebagai perjalanan sekolah. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal mereka. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental atau untuk menyediakan mahasiswa dengan pengalaman luar kegiatan sehari-hari.

Kegiatan belajar mengajar tidak semestinya selalu dilakukan di dalam kelas, karena hal itu akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan. Sesekali mereka diajak keluar kelas untuk meninjau hal-hal di sekeliling mereka yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Dalam hal ini merupakan penerapan dari metode fieldtrip (karyawisata), yaitu merupakan pejalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum kampus/sekolah.

Menurut Peraturan menteri pertanian No 82 tahun 2013 tentang pedoman pembinaan kelompok tani dan gebungan kelompok tani, evaluasi merupakan penilaian efektifitas dan efisiensi atas hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistemik serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui keabsahannya. Evaluasi bisa dilakukan dengan membandingkan Antara perencanaan terhadap hasil serta dampak dalam penyelenggaraan pembinaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani.

Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara teratur, baik evaluasi awal (pra–evaluation), evaluasi proses (on-going evalution), evaluasi akhir (post/terminal evaluation), maupun evaluasi dampak (ex-post evaluation).

Menurut Lembaga Administrasi Negara mengemukan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut:

  1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
  2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.

Evaluasi merupakan keseluruhan kegiatan pengumpulan data dan informasi, dalah kegiatan atau proses untuk mengukur untuk selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dpat dilaksnakan. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan satu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambilan keputusan.

Secara rinci dapat disampaikan beberapa pengertian evaluasi berdasarkan pelaksanaan untuk memudahkan merangkum pengertian secara khusus :

  1. Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas petani, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar.
  2. Dalam rangka pengambangan sistim intruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
  3. Evaluasi sebagai suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran/pelatihan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan.

Evaluasi dapat artikan juga sebgai:

  1. Merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat
  2. Kegiatan yang dimaksud merupakan bagian yang integral dari suatu kegiatan, sehingga arah dan tujuan evaluasi harus sejalan dengan tujuan kegiatan yang dimaksud.
  3. Evaluasi harus memiliki dan berdasarkan kriteria keberhasilan yaitu keberhasilan dari program kegiatan;
  4. Evaluasi bernilai positif, yaitu mendorong dan mengembangkan kemampuan managerial menyempurnakan program, baik yang sudah maupun yang belum dilaksanakan;
  5. Evaluasi merupakan alat (the means) bukan tujuan (the end) yang digunakan untuk menilai apakah proses perkembangan telah berjalan semestinya;
  6. Evaluasi adalah bagian yang sangat penting dalam suatu sistim yaitu sistem kegiatan untuk mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan Fieldtrip mata kuliah Evaluasi penyuluhan Pertanian pada kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang adalah:

  1. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara penggunaan metode dalam mengevaluai suatu kegiatan atau program
  2. Mahasiswa Mengetahui Evaluasi secara langsung pada kelompok tani sebagai sasaran evaluasi
  3. Mahasiswa Mengetahui bagaimana proses wawancara dengan pelaku utama sebagai obyek evaluasi

 

 BAB II

METODE PELAKSANAAN

 

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Field Trip dilaksanakan selama satu hari pada Hari Rabu, Tanggal 1 Juni 2015 di Kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang.

2.2 Peserta

Jumlah peserta pada kegiatan Filed Trip pada Kelompok “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang adalah sebanyak 37 orang Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang jurusan penyuluhan pertanian Semester VI.a

2.3. Materi

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tatap muka yang berlangsung di tempat usaha di Kelompok “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang antara lain :

  1. Pengantar disampaikan oleh Dosen yang menangani mata kuliah Evaluasi Penyuluhan Pertanian tentang maksud dan tujuan Fieldtrip
  2. Penyampaian Materi disampaikan oleh Ketua Kelompok “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang
  3. Survei langsung kegiatan lapangan oleh mahasiswa STPP malang tentang budidaya yang diusahakan oleh kelompok tani
  4. Melakukan evaluasi dengan menggunakan metode wawancara langsung kepada anggota kelompok tani

 

 BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

 

 Pengertian Evaluasi

Menurut Peraturan menteri pertanian No 82 tahun 2013 tentang pedoman pembinaan kelompok tani dan gebungan kelompok tani, evaluasi merupakan penilaian efektifitas dan efisiensi atas hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistemik serta mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui keabsahannya. Evaluasi bisa dilakukan dengan membandingkan Antara perencanaan terhadap hasil serta dampak dalam penyelenggaraan pembinaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani.

Metode evaluasi yang digunakan adalah sebagai alat untuk memperoleh data yang akan dievaluasi sebagai berikut:

  1. Pengamatan (observasi)

Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah-laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

  1. Wawancara (Interview)

          Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

 

  • Profil Kelompok Tani

Adapun profil kelompok sebagai obyek pelaksanaan evaluasi yang adalah Kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang yang merupakan kelompok mendapatkan sertifikat Prima 3 pada tahun 2012. Kelompok tani ini dibentuk pada tahun 2005 dengan kepengurusan sebagai berikut:

  • Nama Kelompok : Rukun Damai
  • Ketua Kelompok : Su’udi
  • Jumlah Anggota : 90 orang yang aktif 30 orang
  • Luas Lahan : ± 90 ha
  • Komoditas : Sayur mayur dan komoditas pangan
    • Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan adalah menggunakan metode observasi dan wawancara langsung dengan ketua keompoktani dan anggota kelompoktani dengan materi evaluasi adalah Analisa Usaha Tani Ketua POKTAN “Rukun Damai” sebagai berikut:

  1. Identitas Responden
  • Nama : Su’udi
  • Luas lahan : 1200 M2
  • Komotidas : Jagung
  • Sistim pengolahan : Sempurna
  • Tenaga Kerja : Upah perhari
  1. Analisa Usaha Tani Jagung
  2. Pasca Jagung
  • Pengolahan lahan : 1.200.000
  • Tanam :   150.000
  • Pupuk :   200.000
  • Obat :   200.000
  • Penyiangan :   250.000
  • Lain – lain :   250.000

Jumlah                          : 2.250.000

  1. Pasca Sayur
  • Pengolahan lahan :   400.000
  • Tanam :   150.000
  • Pupuk :   200.000
  • Obat :   200.000
  • Penyiangan :   250.000
  • Lain – lain :   250.000

Jumlah                          : 1.850.000

Dalam menganalisa usahatani diatas menunjukan bahwa tingkat analisa hanya sebatas analisis biaya yang dikeluarkan belum sampai pada tahap produksi sehingga tidak mengetahui secara keseluruhan tentang keuntungan yang dihasilkan oleh ketua POKTAN sebagai obyek evaluasi.

 

BAB IV

PENUTUP

 4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari kegiatan pelaksanaan Fieldtrip di Kelompok tani “Rukun Damai “ Desa Kali Malang Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang adalah sebagai pengetahuan tentang Proses evaluasi secara langsung dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.

Hasil wawancara langsung dengan kelompok tani tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari tingkat analisa usaha tani yang telah dilakukan masih kurang, disebabkan karena tingkat sosialisasi atau pelatihan khusus masalah analisa usaha tani di kelompoktani “Rukun Damai” masih jarang dilakukan oleh penyuluh atau pemerintah setempat yang menangani langsung dalam bidang pertanian.

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan Fieldtrip ini dapat dilaksanakan setiap tahunya supaya mahasiswa dapat mengetahui secara langsung tentang bagaimana cara penggunaan Metode evaluasi dan bagaimana cara melakukan wawancara langsung dengan pelaku utama dan pelaku usaha sebagai obyek evaluasi penyuluhan pertanian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

By Montacity_Dompu